Piala Dunia berlangsung tiap empat tahun sekali, demikian juga halnya dengan bola yang akan digunakan di Piala Dunia akan diganti setiap empat tahun.
Kali ini, masih disponsori Adidas, nama Jabulani dipilih yang berarti 'merayakan' dalam bahasa isiZulu, yang digunakan sebagai bahasa pengantar oleh 25 persen warga Afrika Selatan.
Bola ini banyak menggunakan simbol angka 11. 11 warna berbeda yang terdapat dalam bola ini melambangkan 11 pemain yang ada dalam setiap tim, 11 bahasa resmi Afrika Selatan, isiZulu salah satunya, dan 11 suku yang membuat Afrika Selatan cukup beragam.
Desain bola ini diciptakan untuk memberikan penampilan unik dari semangat Afrika. Sama seperti desain luar stadion Soccer City di Johannesburg, desain bola ini menggambarkan Afrika Selatan yang penuh warna.
Bola yang menggunakan teknologi 'Grip n Groove' ini telah diuji di Universitas Loughborough dan kemudian oleh sejumlah klub top, seperti AC Milan dan Bayern Munchen, serta mendapat tanggapan positif dari sejumlah pemain bintang.
Kaka, misalnya, menganggap bola ini memiliki, "efek melayang yang tak tertandingi, dan membuatnya menjadi bola paling stabil dan akurat yang pernah ada dari Adidas."
Di sisi lain, kiper Petr Cech mengaku khawatir dengan semakin besarnya ancaman ke gawangnya. "Anda dapat merasakan adanya energi mengarah kepada anda. Seperti sebuah tembakan."
Kapten Jerman, yang juga rekan Cech di Chelsea, Michael Ballack merasa, "Ini fantastis, bola ini melakukan persis seperti apa yang saya inginkan."
SUMBER
Quote:
Apa Jabulani sama saja kualitasnya dibanding bola-bola Piala Dunia sebelumnya? Federale, 1934 & Super Duplo T, 1950 Tidak. Jabulani adalah bola yang dibuat dengan teknologi canggih. Jadi dibanding bola-bola Piala Dunia sebelumnya, Jabulani adalah bola yang dikatakan paling "sempurna". |
Quote:
Bagaimana dengan proses pembuatannya? . Untuk proses pembuatan bisa dilihat pada video diatas. |
Quote:
Apakah dalam pembuatan bola Jabulani diperlukan tes tes khusus? Tentu saja. banyak sekali tes tes yang harus dilakukan untuk mendapatkan bola yang benar benar "sempurna". Seperti bola Jabulani ini. Pengetesan juga dilakukan dengan teknologi yang sangat canggih. Semua proses pengetesan bisa dilihat pada video diatas. |
Quote:
Terakhir, Masalah apa yang dihadapi oleh Jabulani saat ini?mungkin bisa disimak berita ini:
Quote:
Jabulani Merepotkan Semua Orang PRETORIA, KOMPAS.com — Bek Serbia, Nemanja Vidic, menilai, bola resmi Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, Jabulani, merepotkan pemain di semua posisi. Dengan begitu, menurut dia, itu seharusnya tak menjadi alasan ketika sebuah tim kebobolan. Jauh sebelum Piala Dunia ini bergulir, banyak pemain ternama mengkritik karakter Jabulani. Mereka menilai bola ini sulit dikendalikan atau ditebak arahnya. "Orang sudah menyatakan pendapat mereka mengenai (Jabulani). Aku sendiri akan mengatakan bahwa bola ini sangat sulit bagi pemain depan dan bek. Yang bisa kukatakan adalah bahwa hal itu berlaku untuk semua orang," tambahnya. Di Piala Dunia ini, sejumlah kalangan menyalahkan Jabulani atas insiden buruk yang menimpa timnya. Salah satunya adalah ketika Inggris melawan Amerika Setikat (AS), Sabtu (12/6/2010). Saat itu, AS tertinggal 0-1 akibat gol Steven Gerrard pada menit keempat. Pada 36 menit berikutnya, mereka mampu menyamakan kedudukan melalui Clint Dempsey. Kiper Inggris, Robert Green, sebetulnya sudah menangkap bola. Namun, entah mengapa, bola lepas dari penguasaannya dan bergulir masuk ke gawang. Laga itu pun berakhir imbang 1-1. SUMBER |
Quote:
Jabulani Tak Cocok Untuk Tendangan BebasJOHANNESBRUG, KOMPAS.com - Pelatih Belanda, Bert van Marwijk, mengatakan timnya memiliki keunggulan dalam mencetak gol dari tendangan bebas. Namun, hal itu sulit terjadi akibat buruknya kualitas bola resmi Piala Dunia 2010 atau Jabulani.
Buruknya kualitas Jabulani memang jadi perbincangan, tak terkencuali oleh pelatih. Pelatih Inggris, Fabio Capello, menilai Jabulani-lah yang menyebabkan kiper Robert Green melakukan kesalahan fatal sehingga gawangnya kebobolan saat melawan Amerika Serikat. Hasilnya, Inggris yang unggul terlebih dahulu dipaksa bermain imbang 1-1.
Setali tiga uang, pelatih Aljazair, Rabah Saadane, juga menolak menyalahkan kiper Fawzi Chaochi atas kekalahan yang dialami timnya 0-1 saat melawan Slovenia, di babak penyisihan grup Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, Minggu (13/6/2010). Saadane berpendapat gol terjadi karena buruknya kualitas Jabulani.
Van Marwijk senada dengan kedua pelatih. Menurutnya, Jabulani akan menyulitkan timnya dalam mengeksekusi tendangan bebas. Padahal, menurutnya, timnya memiliki pemain yang ahli dalam melakukan tendangan bebas seperti Wesley Sneijder.
"Sejauh ini, setiap ada tendangan bebas, saya lihat bola melayang tinggi di atas mistar seperti sulit untuk mengontrolnya. Selama kami berlatih di Austria, kami juga memiliki masalah dengan bola di dataran yang lebih tinggi namun selama berlatih di Rotterdam bola beraksi normal," paparnya.
Selain mengeluhkan Jabulani, Van Marwijk juga mengeluhkan kondisi lapangan. "Lapangan bagus, tetapi dasarnya terlalu keras dari biasanya. Jadi akan sangat sulit," jelasnya
Sharing Itu Indah
0 komentar:
Posting Komentar